Si kuda Liar P-51 Mustang
Technorati Tags: si kuda liar mustang,mustang sang legendaris,p-51 pesawat andalan tni au,pesawat legendaris,pesawat andalan,tni au pemilik cocor merah,kiprah sang kuda liar,p-51 dalam operasi seroja,operasi timtim,operasi sapta marga,kiprah terbaik tni au,pesawat unggulan tni au
APAKAH nama pesawat tempur terhebat selama Perang Dunia II yang berasal dari Amerika? Orang pasti akan mengingat Si kuda Liar.
Itulah julukan pesawat P-51 Mustang yang banyak dipakai pada masa Perang Dunia II, yang dibuat oleh pabrik pesawat North American (sebelumnya bernama General Aviaton). Didesain pada tahun 1940 pada mesa kepemimpinan James Howard Kindelberger. Pesawat itu awalnya dibuat untuk memenuhi permintaan Kerajaan Inggris dalam memperkuat pertahanan udara (RAF), namun setelah mengetahui kehebatannya, AS kemudian memesan pesawat ini.
Pesawat Buru Taktis ini mampu mengangkat beban seberat 7.000 Kg termasuk berat pesawat, kecepatan jelajah 735 Km/jam dan dipersenjatai dengan enam pucuk browning kaliber 12,7 mm, serta delapan buah roket launcher, dan dua buah bom. Pesawat ini berawak satu orang. Meski dirancang sebagai pesawat pengawal pembom jarak jauh, tampak dari kehandalan senjata dan kemampuanya membawa dua drop (bahan bakar tambahan) tidak menghalangi tugas utamanya untuk melakukan serangan udara yang mematikan.
Di lingkungan TNI Angkatan Udara, P-51 Mustang telah melahirkan sejumlah penerbang hebat seperti Marsekal TNI Ramli dan Marsda TNI Leo Watimena.
Sejarah P-51 Mustang
Pesawat P-51 Mustang diperoleh dari penyerahan Militaire Luchvaart kepada Pemerintah Indonesia sekitar tahun 1950-an. Pesawat ini masuk dalam kekuatan Skadron Udara 3 dan kemudian menjadi salah satu kekuatan (pemburu) yang berpangkalan di Skadron Cililitan (sekarang Skdron Udara 3 berada di Madiun). Sebagai kekuatan Skadron Pemburu, Si Kuda Liar ini sering terlibat dalam operasi dan latihan menembak dari udara ke darat dan menembak dari udara ke udara.
Berbagai Operasi
skadron 3 madiun
Banyak jasa yang telah diberikan oleh Si Cocor Merah (julukan lain dari P-51 Mustang), berupa dukungan pasukan darat, laut dalam berbagai operasi. Beberapa operasi udara yang pernah dilakukan oleh pesawat P-51 Mustang ini adalah Operasi Tegas di Sumatera tahun 1955 dalam penumpasan separatis PRRI/Permesta.
pembekalan pada operasi permesta
Operasi lainya meliputi Operasi Sapta Marga di Medan 1958 bertugas membebaskan Medan dan sekitarnya. Pada tanggal 17 Maret melaksanakan penyerbuan terhadap kedudukan pemberontak PRRI. Operasi 17 Agustus dengan tujuan membebaskan kota Pekanbaru dan Padang 1958, AURI menyiapkan hingga 40 pesawat yang merupakan hampir dari seluruh kekuatan yang dipusatkan di Pangkalan Udara Tanjung Pinang.
Operasi Merdeka di Manado 1958, AURI menggelar operasi dengan \"menidurkan\" Radio Permesta di Manado, merebut keunggulan udara di Mapanget, Tasuka, Morotai, dan Jailolo. Operasi Trikora di Irian Barat dalam rangka membebaskan Irian Barat dari cengkeraman Belanda. Dalam Operasi Trikora ini disiapkan tujuh pesawat P-51 Musteng sebagai unsur serang pertahanan udara. Operasi Dwikora di Jakarta 1964, Indonesia dihadapkan dengan pilihan politik untuk menyiapkan P-51 Mustang untuk menghadapi negara Jiran Malaysia. Operasi Sambar Kilat di Kalimantan Barat 1966 dalam menumpas G-30/PKI yang menamakan dirinya PGRS/Paraku.
Pada awal tahun 1970-an pesawat P-51 Mustang ini dinyatakan grounded, dikarenakan usianya yang sudah tua, dan sukucadangnya yang langka. Pesawat ini pernah menunjukkan kebolehannya dalam demonstrasi terbang lintas, bersama-sama pesawat masa itu pada peringatan Hari ABRI tahun 1985 di Kemayoran, Jakarta. Sekitar 20 tahun masa pengabdianya di AURI, pesawat ini telah banyak mewarnai sejarah dan perjuangan TNI AU dalam melaksanakan tugasnya sebagai pertahanan udara di wilayah NKRI.
Agar generasi selanjutnya dapat mengenang pesawat yang pernah merajai wilayah udara Indonesia, kini Si Cocor Merah dijadikan sebagai monumen yang dibangun di Museum Hidup TNI AU Amerta Dirgantara Mandala Kalijati, di halaman depan Mabes TNI AU Cilangkap, pintu masuk Lanud Halim Perdanakusuma serta di Kabupaten Malang, Jawa Timur.