PESAWAT TEMPUR F 16 C/D BLOK 52 HIBAH AS
Setelah Pada periode 1999-2004 Amerika Serikat bersama sekutunya memutuskan hubungan perdagangan alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) dengan indonesia disebabkan permasalahan Timor Timur, kini Amerika Serikat kembali unjuk gigi seperti zaman ORBA dahulu, Amerika bersedia memberikan pesawat tempur (bekas) yang di parkir di Arizona.
Tawaran tersebut awalnya menjadi perdebatan di kursi DPR, tapi dengan penuh pertimbangan akhirnya pemerintah bersama jajara TNI AU menerima tawaran tersebut, Dengan merogoh kocek sekitar 700 dolar, Pemerintah menanda tangani surat kontrak pada awal Januari 2013 lalu, serta meminta untuk mengupgrade ke versi yang lebih canggih, dengan avionik yang lebih relevan dan canggih, walaupun bukan yang tercanggih, karena yang memilikinya negara uni emirat arab yaitu blok 60 F-16 blok E/F.
Pesawat tempur F-16 52 C/D hibah Amerika Serikat mulai sampai di Indonesia pada tanggal 25 Juli 2014 lalu. Pesawat yang telah di upgrade ke versi tebaru ini mulai landing di Lanud Iswahyudi Madiun. Pesawat ini akan terus didatangkan hingga akhir 2015 nanti,
F-16 C/D 52ID merupakan u[grade dari Blok 25 yang sudah tidak digunakan lagi di Amerika Serikat. Dalam proses upgrading dan refurbishment (peremajaan), F-16 Blok 25 ini dibongkar total di Ogden Air Logistics Center di Pangkalan AU Hill, Utah. Rangka pesawat diganti dan diperkuat serta di perkokoh, kokpit diperbarui dan di tambah kenyamanannya, jaringan kabel dan elektronik deganti dengan yang baru. Semua sistem lama diperbarui dan mission computer yang menjadi otak pesawat ditambahkan dan dicanggihkan. Tujuannya agar kemampuan jet meningkat setara dengan Blok 50/52 yang lainnya.
Harapan itu didasarkan pada fakta bahwa yang jadi pusat pemutakhiran adalah pemasangan komputer misi MMC-7000A yang merupakan standar pada Blok 52+. Selain itu peningkatan kemampuan radar AN/APG-68 juga di selipkan menggantilan rtadar lama. Hal lainnya yaitu pemasangan Improved Modem Data Link untuk komunikasi data serta pemasangan Embedded GPS/INS yang menggabungkan fungsi GPS dan INS untuk penembakan bom JDAM agar lebih akurat. Jet baru TNI AU ini juga dilengkapi peralatan perang elektronik maju AN/ALQ-213 dan peralatan lain yang cukup memadai dalam misi jarak dekat dan menengah, seperti penerima peringatan radar dan set pelontar penangkalan (countermeasures) seperti chaff/flare anti radar/anti rudal.
Untuk bagian mesin, F-16 C/D 52ID yang berbobot kotor maksimum 37.500 lbs menggunakan mesin Prat & Whitney F100-PW-220/E dengan daya dorong 24.000 lbs sehingga rasio dorongan terhadap berat (thrust-to-weight, T/W) menjadi 0,64. Bandingkan dengan Blok 52 dengan berat kotor maksimum 52.000 lbs dan ditenagai mesin F100-PW-229 dengan daya dorong 29.000 lbs. Di sini rasio T/W hanya 0,56, lebih kecil dibandingkan dengan F-16 C/D 52ID maka akan lebih mengevisiensi.
"Dalam close combat (pertempuran jarak dekat), F-16 TNI AU dengan T/W lebih besar memiliki kelincahan lebih baik daripada F-16 Blok 52," tulis Kolonel Agung "Sharky" Sasongkojati di Angkasa (Juli, 2014). Kelebihan Blok 52, tambah Agung, adalah karena mesin lebih besar dan terlihat lebih gagah, ia bisa mengangkut senjata lebih berat melebihi adiknya. Karena bisa dipasang tangki bahan bakar ekstra (conformal) di punggung yang mampu mengangkut 600 galon, Blok 52 bisa terbang lebih jauh dan dapat mendukung misi jarak menengah hingga jauh.
Di bagian senjata, selain rudal standar untuk pertempuran udara jarak dekat AIM-9 Sidewinder L/M/X, ia juga bisa dilengkapi rudal udara-ke-udara jarak sedang AMRAAM AIM-120 untuk memburu sasaran di luar pandangan mata (beyond visual range). Sementara untuk sasaran permukaan dan serangan darat, F-16 baru dilengkapi dengan kanon 20 mm, bom MK 81/82/83/84, bom berpemandu laser Paveway, bom penghancur landasan Durandal, rudal anti tank Maverick AGM-65, rudal anti kapal Harpoon AGM-84, serta rudal anti radar HARM AGM-88 yang akan setia menemani F-16 C/D bernavigasi ria saat menjalankan misi misi yang diemban.
Sukses DI 4 Masa
Sebanyak 4.500 pesawat tempur F-16 telah di sebarkan kepada dunia bagian lain. dan menjadi armada tempur 28 negara, kisah sukses jet yang dijuluki "Fighting Falcon" ini dimulai pada tanggal 2 Januari 1974. Pada saat prototipe (purwarupa) F-16 yang bercat merah, putih, dan birutake off dari Pangkalan AU Edwards di California, untuk penerbangan udara resmi. Ini karena dua pekan sebelumnya, saat menguji di landasan, pilot penguji Phil Oestricher terpaksa harus mengudarakan pesawat setelah tiruan Sidewinder yang dipasang mengalami gangguan dan ujung sayapnya nyaris saja menyentuh landasan.
Setelah itu, YF-16 yang kala itu masih dibuat General Dynamics (GD) berhasil memenangi kontes AU AS yang membutuhkan pesawat tempur ringan (Lightweight Fighter, LWF) dan bermutu tinggi serta efisiensi bahan bakar. Saat itu pesawat yang berhasil dikalahkan adalah pesawat YF-17 Cobra, yang kemudian bermetamorfosis menjadi F/A-18 Hornet yang dibuat Northrop (Show News, Farnborough, 15/7/2014, Lockheed Martin), yang kali ini juga sukses merajuk di beebagai negara sekutu Amerika Serikat.
Setelah menang di AS dan kontrak diberikan untuk membuat F-16A (yang berkursi satu) dan F-16 B (berkursi dua) pada pertengahan Januari 1975, pada Juni tahun itu pula Belgia, Belanda, Denmark, dan Norwegia juga memilih F-16. Mereka memesan 348 jet yang dibuat oleh Fokker di Belanda dan SABCA di Belgia berdasarkan kit yang diberikan oleh GD.
Pada bulan itu pula, purwarupa YF-16 kedua melakukan debut di Eropa ketika pilot penguji utama, Neil Anderson, menampilkan demo udara spektakuler dan banyak memikat penonton kala itu di Paris Air Show, membuat negara-negara Eropa semakin jatuh hati pada pesawat tempur baru ini. Kini, F-16 yang sudah punya 138 konfigurasi masih terus berevolusi menuju tipe lebih mutakhir, yakni F-16 Viper.
2 komentar:
wah keren2 smua nih pesawatnya
enak jg y jd tni bisa pake pesawat semantap ini gan haha :)
@olala: iya sih, admin pinginnya jadi TNI juga, tapi ngga kesampaian haha
#curhat
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.